MENGIDENTIFIKASI MUTU DAN PENANGANAN
DAGING DI RPH MAJELUK MATARAM
I.
TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Hari/ tanggal : Senin, 22
November 2010
Tempat : Rumah
Pemotongan Hewan, Majeluk
Waktu : pukul
05.00-06.30 Wita
II.
PENDAHULUAN
II.1 LATAR BELAKANG
Pangan dan gizi merupakan unsur yang sangat penting dalam menghasilkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, karena pangan selain mempunyai arti
biologis juga mempunyai arti ekonomis. Implikasinya adalah penyediaan,
distribusi, dan konsumsi pangan dengan jumlah, keamanan, dan mutu gizi yang
memadai harus benar-benar terjamin, sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh
lapisan masyarakat sesuai dengan pola makan dan terpenuhinya kondisi hidup yang
sehat.
Bahan pangan dan gizi sangat erat kaitannya, dalam hal ini kebutuhan zat
gizi seseorang dipengaruhi oleh makanan yang dimakan, tersedinya bahan pangan
yang berkualitas sehingga menghasilkan olahan makanan yang berkualitas pula.
Untuk pengidentifikasian penanganan hewan dilakukan kunjungan
langsunng ketempat pemotongan, sehingga
diperoleh beberapa informasi yang jelas dari proses penanganan sapi dari mulai
dipotong hingga dipasarkan.
II.2 TUJUAN
Tujuan Umum :
Mengetahui tentang cara penanganan dan penentuan mutu bahan pangan di
suatu institusi
Tujuan Khusus :
a. Mengidentifikasi
gambaran umum (sejarah berdirinya, pngelolaan, ketenagaan, dll) lokasi
kunjungan lapangan.
b. Mengidentifikasi
cara/ tahapan penanganan bahan pangan di lokasi kunjungan.
c. Mengidentifikasi
cara penentuan mutu bahan pangan di lokasi kunjungan.
d. Mengidentifikasi
sifat fisik, kimia dan organoleptik bahan pangan di lokasi kunjungan.
e. Mengidentifikasi
tanda-tanda kerusakan yang terdapat pada bahan pangan dilokasi kunjungan.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan harga pada saat jual beli
ternak siap potong, umumnya didasarkan pada taksiran pada saat ternak masih
hidup, meskipun di beberapa tempat terutama ternak besar, penentuan harga
ditentukan oleh berat karkas yang dihasilkan oleh ternak yang bersangkutan.
Bila harga ternak hidup ditentukan berdasarkan penaksiran, maka pembeli harus
sudah bisa memperkirakan berapa banyak karkas yang akan didapat, berapa nilai dari
hasil ikutan seperti kulit, jeroan dan sisa karkas lainnya.
Proses penyembelihan sapi sampai menghasilkan daging :
a.
Sebelum penyembelihan
Sapi yang akan di sembelih di
datangkan dari luar kota seperti Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan
Sumbawa. Sapi yang dominan yaitu dari pulau Lombok sendiri. Apabila sapi yang
akan disembelih itu kurang, maka baru di datangkan dari Sumbawa.
Syarat ternak yang akan dipotong
adalah kondisi ternak harus dalam keadaan sehat dan segar, untuk itu setelah
ternak tiba dirumah potong perlu diistirahatkan selama 12 jam terlebih dahulu
sampai kondisi ternak kembali segar. Untuk sapi boleh dipotong dengan syarat :
-
Sehat
-
Jantan
-
Boleh betina tetapi yang sudah tua atau
betina yang tidak dapat berproduksi menghasilkan individu baru
Pada saat ternak beristirahat
pemeriksaan ante-mortem (sebelum ternak disembelih) sudah mulai dijalankan.
Pemeriksaan ante-mortem ini sangat penting dilakukan karena merupakan salah
satu proses pencegahan penyakit terhadap konsumen. Dalam hal ini
"pemeriksa" harus memiliki pengetahuan mengenai kesehatan masyarakat
dan juga cukup berpengalaman dalam menangani ternak-ternak yang akan dipotong.
Hal lain yang juga penting yaitu perlakuan terhadap ternak itu sendiri
b.
Penyembelihan
Setelah sapi istirahat, selanjutnya sapi
di masukkan ke kandang pemotongan untuk dilakukan penyembelihan. Penyembelihan
dilakukan langsung oleh pemilik sapi tersebut.
Penyembelihan di RPH
Majeluk dilakukan secara tradisional yaitu dengan cara di sembelih langsung
dengan pisau yang tajam. Penyembelihan dengan cara ini ternak
direbahkan secara paksa dengan menggunakkan tali temali yang diikatkan pada
kaki-kaki ternak yang dihubungkan dengan ring-ring besi yang tertanam pada
lantai Rumah Potong, dengan menarik tali-tali ini ternak akan rebah. Pada
penyembelihan dengan sistem ini diperlukan waktu kurang lebih 3 menit untuk
mengikat dan merobohkan ternak. Pada saat ternak roboh akan menimbulkan rasa sakit
karena ternak masih dalam keadaan sadar.
Pada saat pemotongan diusahakan
agar darah secepatnya dan sebanyakbanyaknya keluar serta tidak terlalu banyak
meronta, karena hal ini akan ada hubungannya dengan :
a. Warna daging.
b. Kenaikan temperatur urat daging.
c. pH urat daging (setelah ternak
mati).
d. Kecepatan daging membusuk.
Agar darah cepat keluar dan banyak,
setelah ternak disembelih, kedua kaki belakang pada sendi tarsus dikait dengan
suatu kaitan dan dikerek ke atas sehingga bagian leher ada di bawah. Keadaan
seperti ini memungkinkan darah yang ada pada tubuh ternak akan mengalir menuju
ke bagian bawah yang akhirnya keluar dari tubuh.
c.
Pengulitan
Setelah tetesan darah tidak
mengalir, selanjutnya dilakukan pengulitan. Pengulitan dilakukan dengan
menggunakan pisau yang bentuknya khusus agar pada saat pengulitan tidak banyak
kulit ataupun daging yang rusak.
d.
Pemisahan Daging
Setelah pengulitan selesai dilakukan, organ
dalam yaitu isi rongga dada dan rongga perut dikeluarkan. Pada saat pengeluaran
isi rongga perut harus dijaga agar isi saluran pencernaan dan kantong kemih
tidak mencemari karkas. Selanjutnya isi rongga dada dan rongga perut ini dibawa
ke tempat
yang
terpisah untuk dibersihkan.
Lokasi RPH
Jln Transmigrasi No.7 Mataram
Jenis hewan
Jenis sapi yang disembelih adalah sapi Bali
Jumlah sapi
Yang di sembelih rata-rata 23 ekor perhari.
Hari-hari besar meningkat hingga 75 ekor.
Pemasaran
Hasil penyembelihan yang sudah menjadi daging diambil oleh para pedagang
dan dibawa ke pasar seperti pasar Cakra, Mandalika, dan ada juga yang di bawa
ke hotel-hotel. Ada juga masyarakat yang dating membeli langsung ke RPH untuk
kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Informasi lain
Penanggung jawab RPH : Bapak Timan S,Sos
RPH milik pemerintah atau
merupakan salah satu fasilitas pemerintah yang bertempat di kota.
Agen → CV → tempat pembelian
Biaya sector pemerintah 23 x 14.000
Yang di bayar/biayai oleh pemerintah di RPH yaitu administrasi, pemotongan,
dan sanitasi.
Untuk buruh pengelola dibiayai oleh pemilik hewan yang disembelih.
IV.
PENUTUP
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa hewan yang
disembelih merupakan hewan yang
sehat. Hewan yang memiliki penyakit
mempunyai ciri lemah dan tidak kuat berdiri dan akan dibuang/dibakar karena
tidak bisa dipasarkan karena tidak layak dikonsumsi.
Oleh karena itu jenis sapi yang masih sehat yang baik untuk disembelih.
Saran :
Daging merupakan sumber protein
hewani sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan gizi. Daging
yang baik dikonsumsi adalah dagingnya masih berwarna merah
DAFTAR PUSTAKA
Hasil wawancara
langsung dengan pengelola RPH yaitu Bapak Krisgianto.
0 komentar:
Posting Komentar
Thankz atas kunjungannya,,, ^_^